Single fighter itu telah Tiada


Selamat jalan Diya Ramadhani, semangatmu di dunia pendidikan tetap kami rasakan
(Catatan dari siswaku yang sedang melawan sakit tumor ganas diperutnya)

Senin ini adalah hari yang sangat mengharukan bagi diriku, setelah azan magrib berkumandang, jiwamupun lepas dari raga, kepergianmu begitu cepat.
Ya hari senin itu tak pernah aku lupakan dari sejarah hidupku, dimana telp dari salah satu teman kerjaku memberitahukan bahwa siswa kesayanganku telah tiada, bagaikan petir menyambar di detik itu, kesedihan membawaku ke dalam suatu situasi yang sangat berbeda, hamper 100 smspun masuk secara bersamaan masuk ke delam ponselku, dan itu membuat ponselku hagg seketika, ya… info meninggalknya siswa kami tercinta Diya Ramadhani, siswa yang sudah 2 bulan terakhir menderita kanker dan tumor ganas diperutnya.
Aku ingat benar, pagi senin itu aku sempat mentelpon orangtuanya untuk menayakan apakah anaknya masih sanggup untuk ikut ujian semester, karena dari info yang aku dapat, penyakit diya semakin parah, namun sentak aku terkejut,  karena yang menerita telp tersebut adalah diya sendiri bukan ayahnya, padahal  yang aku tahu bahwa ponsel tersebut milik ayahnya. Diya menjawab “ ya,, ulun siap menjawab ujian hari ini, pian anta raja soalnya ke rumah sakit!”, sontak aku bertanya lagi apakah ini diya, ya benar ini diya, hati kecilku berkata,”Ya ampun luar biasa semangat benar anak ini, padahal kondisinya yang kritis tidak memudarkan niatnya untuk tetap ikut ujian semeseter”, sungguh luar biasa, baru pertama kali aku temui anak yang memiliki hati yang sangat keras dan perjuangan yang sangat kuat di dalam belajar.
Ternyata hari itu adalah hari terakhir diya menjawab soal, hari dimana dia harus mengahadap Yang Maha Pencipta, Allah SWT, Hb darahnya yang turun dratis hingga 6 dimana manusia normal Hb adalah sekitar 14 Hb. Membuat tubuhnya tak kuat menahan derita akan penyakitnya itu, Ya Allah, kuatkan hati orang-orang yang telah ditinggalkannya dan berikan tempat yang layak di sisiMU.
Diya memang seorang anak dari orang biasa, ayahnya seorang pedegang beras di pasar, ibunya seorang ibu ramah tangga, memiliki kakak perempuan, dimana semasa hidupnya dia anak yang pintar dan lulusan dari smp terkemuka di banjarbaru, subuh dia membuka toko ayahnya di pasar dan selepas itu baru dia bersekolah, sungguh anak yang berbakti pada orang tua.
Pada saat sakit parah, baru niatnya minta dibelikan sepeda baru untuk bersekolah diutarakan pada ayahnya, dan permintaan terakhirnyapun di iyakan oleh orang tuanya dengan membelikan sepeda motor baru sesuai dengan apa yang dikehendakinya, orangnya berharap kelak jika diya sembuh bisa bersekolah dengan motor tersebut. Tapi apa hendak di kata umur tak bisa ditebak dan diya hanya sempat 1 kali mengendarai sepeda motor tesebut keliling rumah.
Semangat hidup yang luar biasa, dimana terus belajar hingga ajal menjemput, tak peduli akan keterbatasan fisik, seolah olah diya telah menembus batas-batas dari dirinya, semangatnya telah mengikhlami kami sejuta makna akan arti hidup, semangat akan terus belajar, selamat jalan siswaku




0 komentar:

Copyright © 2012 It's My Life can Make People To Happy With Information Technology